Sesungguhnya bertawassul dengan
berdo’a dan mempergunakan wasilah, baik dengan iman, amal shaleh dan dengan
orang – orang yang dekat kepada Allah SWT tidak disalahkan oleh agama bahkan
dibenarkan. Bertawassul bukan berarti meminta kepada orang yang dijadikan
wasilah, melainkan memohon agar dijadikan wasilah yang memberikan keberkahan
untuk diterima do’a para pemohonnya.
Jadi, tidak ada unsur syirik dalam
bertawassul, karena pada saat bertawassul dengan orang- orang yang dekat kepada
Allah Swt, seperti para Nabi, para Rasul, para Sholihin pada hakekatnya tidak
bertawassul dengan dzat mereka, tetapi bertawassul dengan amal perbuatan mereka
yang sholeh. Karenanya, tidak mungkin kita bertawassul dengan oramg – orang
yang ahli maksiat, pendosa yang menjauhkan diri dari Allah Swt, dan kita juga
tidak bertawassul dengan pohon, gunung, batu, atau kuburan.
Akhirnya tawassul dalam Islam
dibolehkan dan dianjurkan, asalkan mereka yang bertawassul mengerti dan faham
arti, serta cara – cara bertawassul. Serta sadar bahwa yang Maha Benar hanyalah
Allah SWT. Bertawassul dengan wasilah yang disenangi Allah atau berdoa’ dengan
menyebut yang disenangi Allah, tentu Allah akan menyenangi kita dan
meridloinya.. oleh karena itu apa yang disenangi Allah seharusnya disebutkan
dalam do’a. dan tidak ada yang lebih disayang di jagad raya ini selain
Rasulullah Saw., karena itu dalam doa’ selalu ada salawat dan salam kepadanya.
Dengan demikian tawassul yang benar dengan niat yang beanr, proses yang benar
akan mendekatkan diri pada Allah sehingga akan menghasilkan keberkahan dan do’a
kita semoga dikabulkan oleh Allah SWT.Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar