Sabtu, 28 Juli 2012

MANFAAT PELATIHAN DAKWAH



    Menurut Robinson ( 1981: 19) Pelatihan dakwah merupakan alat untuk memperbaiki penampilan kemampuan da’I atau organisasi dakwah dengan harapan memperbaiki performan organisasi dakwah. Contoh : seorang da’I yang pertama melakukan kesalahan dalam berdakwah, missal tidak tepat dalam menyampaikan pesan dakwah dengan mad’u yang menjadi obyek dakwah. Dakwah di lingkungan orang miskin, tapi temanya  tentang hidup sederhana. Seharusnya da’I memberikan dakwah yang dibutuhkan oleh mad’u, missal tema tentang wirausaha atau hal – hal yang berkaitan motivasi, maka diharapkan setelah adanya pelatihan maka dapat dipetik manfaat pelatihan dakwah tersebut untuk mendukung aktifitas dakwah. 

2.      Ketrampilan berdakwah diajarkan agar para da’I dapat melaksanakan dakwah sesuai dengan standar yang diinginkan. Contoh : da’I yang mendapat pelatihan dakwah dapat meningkatkan pengetahuan yang dia miliki dan menumbuhkan semangat untuk mencapai da’I professional.
3.      Pelatihan dakwah juga dapat memperbaiki sikap- sikap  terhadap tugas dakwah, terhadap masyarakat atau sesame da’, sikap – sikap yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang tidk cukup, dan informasi yang membingungkan. Sehingga manfaat adanya pelatihan dakwah ditujukan pada penjelasan tentang fakta – fakta secara jujur. Contoh : ketika berdakwah ada kecurigaan mad’u terhadap da’I karena kurangnya informasi yang cukup tentang da’I tersebut. 

Manfaat pelatihan dakwah oleh Richard B, Johnson dalam Organisasi and Management of Trining ( 1976), yang merumuskan manfaat pelatihan dakwah dengan pertanyaan What problem can Trining Solve? Sehingga dari pertanyaan tersebut dapat diambil manfaat pelatihan dakwah antara lian:
1.      Menambah produktifitas para da’I
Contoh : dengan adanya pelatihan dakwah, maka da’I lebih produktif dalam berdakwah
2.      Memperbaiki kualitas da’I dan menaikkan semangat dakwah
3.      Mengembangkan keterampilan, pengetahuan, pengertian, dan sikap – sikap baru dalam berdakwah.
4.      Dapat memperbaiki cara penggunaan yang tepat alat – alat, mesin, proses, metode dan lain – lain dalam berdakwah
5.      Mengurangi pemborosan, kecelakaan, keterlambatan, kelalaian, biaya berlebihan, dan ongkos-ongkos yang tidak diperlukan dalam  berdakwah
6.      Melaksanakan perubahan dan pembaruan kebijakan atau aturan- aturan baru dalam berdakwah
7.      Memerangi kejenuhan atau keterlambatan dakwah skill, teknologi, metode, produksi, pemasaran, modal dan manajemen
8.      Meningkatkan pengetahuan agar sesuai dengan standar performance sesuai dengan aktivitas dakwah
9.      Mengembnagkan, menempatkan, dan menyiapkan da’I untuk maju, memperbaiki pendayagunaan tugas da’I dan meneruskan dakwah( menjamin kelangsungan dakwah)
10.  Menjamin ketahanan dan pertumbuhan organisasi dakwah
Kesimpulan : Tujuan akhir dari pelaksanaan dakwah adalah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas da’I. sehingga mereka lebih professional dalam melaksanakan tugas, sesuai dengan standar dakwah yang sudah ditentukan oleh suatu organisasi atau lembaga dakwah.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai oleh penyelenggaraan pelatihan dakwah adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik seorang da’I dalam melaksanakan dakwah secara terus- menerus. Selanjutnya para da’I yang kemampuannya sudah meningkat , diharapkan akan dapat memberikan pelayanan dakwah yang lebih bermutu. Mutu merupakan tanggung jawab semua da’I terutama da’I yang menduduki jabatan structural dalam organisasi dakwah.

Profil Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan


Edisi Ramadhan:
"Iklas Bekerja dan Menghargai Rekan yang tidak Berpuasa"

Sosok yang murah senyum, tegas, dan berwibawa pantas disandang oleh seorang Kombes Pol Elan Subilan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat. Kedisiplinan, keiklasan dan ketulusan bekerja merupakan salah satu hal yang selalu diterapkannya dalam setiap aktivitasnya. Berbagai kasus dari yang paling kecil sampai yang besar dilingkungan Jawa Tengah selalu beliau pantau sampai yang paling detail sekalipun. Bahkan beliau tidak segan terjun kelapangan langsung untuk mengusut suatu perkara sampai tuntas.

Bagi seorang yang saat ini menjabat sebagai Kapolrestabes Semarang , bekerja mengabdi pada masyarakat merupakan ibadah untuk dunia dan akhirat yang harus dikerjakan dengan sepenuh hati. Maka tak mengherankan beliau sudah tidak mudik lebaran selama 27 tahun demi menjalankan tugas Negara. Karena selesai sholat Idul Fitri langsung mengatur arus lalu lintas kembali. Itupun tidak ada komplain dari keluarga. Sehingga beliau tetap istiqomah menjadi polisi yang penting kerja dan ibadah tetap terjaga.

Sebagaimana pada bulan Ramadan ini semangatnya tetap menggelora Seperti hari-hari yang lainnya meskipun dalam keadaan berpuasa. Hari-hari sebagai Kapolres dihabiskan untuk bekerja namun beliau tetap muluangkan waktunya untuk berkebun dan bersepeda santai pada hari libur. Paling tidak sesibuk apapun beliau tetap meluangkan waktu untuk berolahraga seminggu sekali minimal 1 jam.

Hanya saja menurutnya  puasa merupakan bulan yang istimewa untuk kesehatan jasmani dan rohani. Baginya puasa bermanfaat bagi tubuh diantaranya dapat meminimalisir kolestrol dalam tubuh, asam urat, dan mengistirahatkan lambung kita. “Jaga mata, tangan, lisan dan hati agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik, sampai setelah lebaran masih bisa menguasai diri dengan baik,” tuturnya.

Jelas saja bapak yang satu ini mengerti betul tentang manfaat puasa bagi kesehatan. Ternyata kedua putranya Anggarastama (26) dan Adit (24) merupakan sarjana kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM). Satu lagi putra bungsunya  Rizqiwidyaputra (21) masih mengejar gelar Sarjana Ekonomi yang juga di UGM. Satu hal yang memotivasi putranya yang satu ini mungkin karena sang bunda yakni Dra. Hj. Nur Elan Subilan merupakan seorang yang banyak menggeluti bidang bisnis. Sebagaimana bisnis usaha bidang transportasi di Jakarta, Usaha Butiq di Semarang dengan bordir-bordir khas Tasikmalaya.

Meskipun dirinya menjabat Kapolres, beliau tetap membebaskan anak-anaknya untuk berkarir di segala bidang yang disukainya. Kemandirian dan kedisiplinan sudah ditanamkan pada anak-anaknya dari semenjak kecil. Sehingga apapun yang dilakukan anak-anaknya “Kerja apa saja yang penting profesional”, tambahnya

Pecinta teh hangat dan masakan yang serba dikukus  ini, aktivitasnya pada bulan Ramadan berlangsung sama saja dibandingkan dengan bulan lainnya. Meskipun terdapat beberapa kegiatan yang khusus terjadi pada bulan ini seperti tarawih keliling bersama pejabat-pejabat Pemda dan Pemrov lainnya. Itupun beliau tidak pernah meninggalkan acara zikir bersama menunggu datangnya maghrib dan berbuka puasa bersama keluarga. Memahami makna puasa dengan memperbanyak amalan ibadah dan Syukur nikmat pada bulan puasa. Karena banyak orang yang bernasib kurang baik dari pada kita.


Selama menjalankan ibadah puasa ini selaku Kapolrestabes Semarang beliau berpesan  kepada seluruh umat muslim yang sedang menjalankan Ibadah puasa. “Bagi rekan-rekan yang puasa diharapkan agar menghargai dan menghormati rekan yang tidak puasa. Karena yang puasa adalah umat muslim bukan mereka. Jadi kita yang menghargai orang lain bukan orang lain yang menghargai kita. Karena sepatutnya kita tidak menuntut dihargai terus, tapi cobalah menghargai orang lain”, tuturnya.


Penjambretan Berujung Pada Kematian seorang Ibu Muda dan Jabang bayinya; Kemiskinan Selalu menjadi Motif Tindak Kriminalitas


SEMARANG – Siapa menyangka penjambretan berencana yang dilakukan oleh Adi Andreas,25, dan Shofiudin alias Gepeng,20, sebagai pelaku utama dan dua pelaku lainnya berujung pada meninggalnya Natisa Listyani Nasiroh alias Tisa, 24, seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip). Korban tewas dalam penjambretan tersebut dalam kondisi hamil. Tersangka baru mengetahui korbannya tersebut meninggal setelah 3 hari paska kejadian.

Dari gelar perkara di Polrestabes Semarang, senin (23/7), diketahui jalannya kejadian tersebut berawal dari Shofiudin alias Gepeng dan Adi Andreas,yang sudah menunggu korban dari SPBU Banyumanik kemudian berboncengan mengendarai motor Vario membututi korban yang juga sedang naik sepeda motor. Merasa ada yang mengikuti korbanpun menambah laju kecepatan berkendara. Namun kedua pelaku tidak mau kalah cepat dan berhasil mengambil tas korban dengan paksa. Sehingga menyebabkan kendaraan yang dikemudikan korban oleng dan terjatuh ketanah. Pada malam harinya pelaku menjual hasilnya dan SMS ke nomer teman-teman korban agar mengirimkan pulsa ke nomer tersebut.

Setelah diburu lebih dari sebulan sejak 06/06 Para pelaku berhasil ditangkap jajaran Reskrim Polsek Mijen Semarang dan dapat diungkap Unit Reserse Kriminal Polsek Gajahmungkur Semarang pada 19/7 pukul 6.30 WIB di daerah Tambakboyo Kelurahan Siwalan,  Mijen. Barang bukti yang berhasil dikumpulkan berupa 6 STNK, 14 handphone dan sejumlah uang.

Kepada wartawan pelaku, Shofiudin alias gepeng mengaku dirinya sedang tidak mempunyai uang. Dari hasil menjambret tersebut dia mendapat bagian Rp 150.000,00. sedangkan Adi Andreas, berdalih terpaksa melakukan hal tersebut lantaran pekerjaannya sebagai buruh tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. “Saya menjambret untuk membeli susu anak ketiga saya yang masih berusia tiga bulan, dan untuk biaya sekolah anak pertama saya yang masih berusia 7 tahun,” tuturnya.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan menambahkan, pelaku dikenai pasal 365 ayat 1, ayat 2 ke 1e, 2e, dan ayat 3 KUHP tentang perkara pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan dan pemerasan. “Mayoritas alasan para pelaku tindak kriminalitas dilakukan atas motif kebutuhan hidup atau masalah ekonomi yang kekurangan. Saya khawatir ini dijadikan motif bagi masyarakat yang kesulitan hidup untuk melakukan tindak kriminalitas. Untuk mencapai keinginan tidak seharusnya dilakukan secara instan seperti menjambret, mencuri, merampok, dsb, yang merugikan orang lain,” ujarnya.

Perkelahian Dua Kelompok Pemuda, Satu Orang Meninggal



SEMARANG - Dinginnya sel penjara ternyata tidak membuat Bayu alias Nekat, 24, warga Jl. Jonggring Saloko No. 62 Rt. 09 / 12 Kel. Krobokan Kec. Semarang Barat Kota Semarang, jera. Residivis kasus perampokan yang baru tiga minggu bebas penjara itu kembali berurusan dengan kepolisian. Kali ini, dia membunuh Eko als. Kodok, 23, warga Mustokoweni Baru Plombokan Semarang, dan menyebabkan tiga orang lainnya mengalami luka-luka.

Bersama dua temannya yang lain Damar Pamungkas alias Keling, 20, dan Agus Nuryanto alias Gembus, 22, yang keduanya juga warga Kel Krobokan Kec. Semarang Barat. Para pelaku dijerat pasal berlapis Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 170 ayat 2 ke-3e KUHP dan atau Pasal 351 ayat (3)  tentang kasus pembunuhan atau pengeroyokan yang mengakibatkan matinya orang dengan pidana penjara 15 tahun.

Kejadiannya bermula dari Pelaku yaitu Bayu alias Gepeng mendapat telepon dari Eko dan teman-temannya yang bersifat menghina, mengejek dan menantangnya berkelahi. Pelaku yang dalam kondisi mabuk pun terbakar emosinya dan menuruti begitu saja, dengan mengajak teman-temannya menuju tempat karaoke. Maka terjadilah keributan pada pukul 22.00 WIB yang mengakibatkan korban bernama Renny,19, warga Bulu Lor Semarang utara menderita luka tusuk dipinggang dengan tersangka Bayu Dedi Gunawan alias nekat,  Senin(23/7).

Keributan berlanjut di pintu masuk lokalisasi Kalibanteng Kulon Semarang Barat, mengakibatkan korban Alviando als. Ndok yang menderita luka bacok di tangan kanan dan luka tusuk di pinggang yang dilakukan oleh Bayu dan Agus Nuryanto alias. Gembus, Meskipun telah memakan korban, namun satu jam kemudian kejadian tersebut berlanjut di Jl. Siliwangi sebelah barat jembatan Banjir Kanal Barat Semarang, mengakibatkan korban Eko als. Kodok meninggal dunia karena luka tusuk dan bacok ditubuhnya yang dilakukan oleh Bayu, Agus dan Damar.

Menurut Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan disela-sela gelar perkara di Polrestabes Semarang, pelaku berhasil ditangkap pada Selasa (24/7) jam 08.00 WIB. di Jl. Amarta V no. 34 Kel. Krobokan Kec. Semarang Barat Kota Semarang. Dengan barang bukti 1 (satu) buah pisau lipat, drei panjang dan sajam jenis pedang panjang.
“Bayu baru tiga minggu keluar dari LP sekarang tertangkap lagi dengan kasus Pembunuhan dan Pengeroyokan yang mengakibatkan korban matinya orang. Seharusnya dia jera sudah pernah dipenjara selama sembilan bulan, apalagi dibulan ramadhan ini. Namun yang terjadi malah pengeroyokan yang berujung pembunuhan,” ungkapnya.
.

Gelar Buka Puasa Bersama Diluar Bulan Ramadan




SEMARANG - Wisata Hati cabang Semarang yang diprakarsai oleh Ust. Yusuf Mansur, sudah tiga tahun melaksanakan buka puasa bersama secara gratis meskipun bukan pada bulan Ramadan.

Setiap hari Senin dan Kamis mulai pukul 17.00-20.00 WIB baik tua, muda, maupun anak-anak sudah berkumpul di aula Wisata Hati yang terletak di Jl. Pahlawan no.153 (Gg. Gergaji Pelem). Maka ketika datang bulan Ramadhan, wisata hati yang merupakan induk dari PPPA Daarul Qur’an ini tetap mengadakan buka puasa bersama tanpa pemungutan biaya. 

“Buka puasa setiap Senin-Kamis sudah menjadi acara rutin, maka pada bulan suci ini tetap ada. Bukan berarti ramadhan, terus tidak dilanjutkan. Karena tujuan dari kegiatan ini untuk menghidupkan sunnah Nabi, kalau yang sunnah saja dipenuhi, tentu ibadah wajib tidak akan ketinggalan. Termasuk dibulan ini,” tutur Ninik selaku Costumer Servis dan HRD Wisata Hati, Kamis (26/7).

 Ninik menambahkan,  acaranya dimulai dengan Tausiyah dari para ustadz secara terjadwal tentang masalah kehidupan. Terutama pendekatan masalah berbasis Shadaqah merupakan kunci dalam mengatasi permasalahan hidup, yang selalu ditekankan dalam Wisata Hati. Maka tidak mengherankan setiap kegiatan di wisata hati tidak dipungut biasa sepeserpun berkat dana dari para Donatur.

Sehingga Setelah acara tausiyah selesai kemudian dilanjutkan dengan pembagian takjil. Baru dilanjutkan dengan shalat maghrib dan makan besar. Acaranya ditutup dengan tarawih bersama.Yang membedakan acara buka puasa ini dibandingkan acara lainnya terletak pada forum pembacaan Do’a. Setelah pelaksanaan sholat maghrib berjamaah, sang Imam selalu membacakan request Do’a dari para jamaah yang diamini oleh jamaah lainnya.

“Alasan mengikuti kegiatan ini disamping menambah pengetahuan agama, juga hati saya menjadi tenang setelah mengikuti rangkaian acara buka puasa bersama Wisata Hati. Sesuai namanya hati kita seolah-olah sedang berwisata menggapai kebahagiaan hidup. ” tutur Chiska salah satu peserta buka puasa di Wisata Hati, kemarin.