Jumat, 05 Juli 2013

Konsep Pembelajaran Terpadu





Kurikulum Terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133).Pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasan materi pelajaran.Akan tetapi skill atau keterampilan dan sikap (attitude) juga berperan dalam mewujudkan suatu kurikulum Terpadu.
Pembelajaran Terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminudin, 1994). Berdasarkan hal tersebut maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
1.      Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak;
2.      Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan);
3.      Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar atau mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakkukan sesuatu (learning by doing).

a.       Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Hernawan (2009:1.7) Terdapat beberapa karakteristik dalam pembelajaran terpadu, antara lain:
1.      Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Dalam hal ini siswe sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.
2.      Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai Dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.      Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.      Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
5.      Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran yang lainnya. Bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
6.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

b.      Landasan Pemikiran
1.      Landasan Filosofis
Landasan yang dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya.Perumusan tujuan / kompetensi dan isi/ materi pembelajaran terpadu yang berbeda pula.
2.      Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi / teori belajar. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu yang diberikan kepada siswa dan bagaimana pula nsiswa harus mempelajarinya berkenaan dengan penentuan cara / metode pembelajaran.
3.      Landasan Praktis
Landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.
           
Menurut (Ellis,1993) Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut:
1.      Aliran progresivisme
Aliran ini beranggapan bahwa proses pembelajaran umumnya perlu sekali ditekankan pada :
a.       Pembentukan kreativitas
b.      Pemberian sejumlah kegiatan
c.       Suasana yang alamiah (natural)
d.      Memperhatikan pengalaman siswa
2.      Aliran kontruktivisme
Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai kunci dalam pembelajaran. Dalam proses itu keaktivan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Alat dan sarana yang tersedia bagi siswa untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya.
3.      Aliran humanisme
Aliran ini melihat siswa dari segi:
a.       Keunikan/kekhasannya,
b.      Potensinya
c.       Motivasi yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar