Kurikulum Terpadu adalah kurikulum yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan
sikap (Wolfinger, 1994:133).Pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasan
materi pelajaran.Akan tetapi skill
atau keterampilan dan sikap (attitude) juga berperan dalam mewujudkan suatu
kurikulum Terpadu.
Pembelajaran Terpadu sebagai suatu konsep dapat
diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada
proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminudin, 1994).
Berdasarkan hal tersebut maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di
sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak;
2. Suatu cara untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan);
3. Merakit atau menggabungkan sejumlah
konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan
belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak.Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan
pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Jika dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, maka pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan pada
keterlibatan anak dalam proses belajar atau mengarahkan anak secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pendekatan
pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakkukan sesuatu (learning by doing).
a. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Hernawan
(2009:1.7) Terdapat beberapa karakteristik dalam pembelajaran terpadu, antara
lain:
1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa
(student centered). Dalam hal ini siswe sebagai subjek belajar, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman ini,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai Dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan
antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di
kelas-kelas awal sekolah dasar, focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes
(fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
yang lainnya. Bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana
sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan
untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
b. Landasan Pemikiran
1. Landasan Filosofis
Landasan yang
dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu,
bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek
lainnya.Perumusan tujuan / kompetensi dan isi/ materi pembelajaran terpadu yang
berbeda pula.
2. Landasan Psikologis
Berkaitan dengan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi / teori belajar. Psikologi
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran
terpadu yang diberikan kepada siswa dan bagaimana pula nsiswa harus
mempelajarinya berkenaan dengan penentuan cara / metode pembelajaran.
3. Landasan Praktis
Landasan praktis
berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses
pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu.
Menurut (Ellis,1993) Secara filosofis,
kemunculan pembelajaran terpadu dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut:
1. Aliran progresivisme
Aliran ini beranggapan
bahwa proses pembelajaran umumnya perlu sekali ditekankan pada :
a. Pembentukan kreativitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah (natural)
d. Memperhatikan pengalaman siswa
2. Aliran kontruktivisme
Aliran kontruktivisme
melihat pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai kunci dalam
pembelajaran. Dalam proses itu keaktivan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin
tahunya amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Alat dan sarana yang
tersedia bagi siswa untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya.
3. Aliran humanisme
Aliran
ini melihat siswa dari segi:
a. Keunikan/kekhasannya,
b. Potensinya
c. Motivasi yang dimilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar