SEMARANG - Beberapa
kendaraan yang memilih jalan alternatif Subali Raya Kalibanteng Kulon, dinilai
mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Pasalnya hilir mudik kendaraan yang ramai
dan padat di jalan sempit tersebut, membuat bising dan masyarakat merasa
terganggu. Belum lagi disaat jalan agak lenggang kendaraan melaju dengan kencang.
Padahal banyak anak-anak dan warga yang menggunakan jalan tersebut.
Kemacetan dari
arah Jrakah menuju Kalibanteng menyebabkan banyak pengguna jalan memilih jalan
arternatif Subali Raya. Pembangunan
jalan Layang di daerah kalibanteng kulon menyebabkan padatnya arus tersebut.
Kepadatan arus lalu lintas itu Kemacetan biasa terjadi pada saat pagi dan sore
sekitar pukul 07.00 dan 20.00. Disaat jam-jam pergi dan pulang kerja. Sedangkan
pada saat sepi biasa terjadi sekitar pukul 22.00 WIB dan pada hari minggu.
Diakui Vitriyanti,
40, warga Subali Raya “kami sempat jengkel juga dengan pengendara motor, bus
maupun truk yang memacu kendaraannya dengan sangat cepat di jalan Subali Raya.
Padahal banyak anak-anak yang sedang bermain. Belum lagi kondisi jalan dapat
rusak sewaktu-waktu karena banyak truk besar dan bus yang masuk melewati
jalan-jalan tersebut,” tuturnya.
Vitri
menambahkan beberapa gang seperti gang Korantil, Mandasia dan Julungwangi sudah
ditutup oleh warga. Tentunya banyak
harapan dari warga agar pembangunan di jalan Kalibanteng segera selesai agar
dapat tidak menggunakan jalan dengan nyaman.
Lain lagi Lurah
Krapyak Semarang Barat, Suparno, mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan
keluhan dari warga. Padahal dari pantauan SINDO dilokasi, kemarin banyak warga yang mengeluhkan penggunaan Jalan Subali
sebagai jalan Alternatif. “Warga hendaknya memaklumi karena jalan Subali Raya
memang jalan umum. Meskipun ada beberapa jalan yang rusak karena dilalui truk
berat, namun sudah diperbaiki dengan kerjasama dari Bina Marga Kota Semarang,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar